Ongky Hojanto – Motivator, Pembicara, Coach, Motivator Indonesia, Public Speaking, NLP,

3 Syarat Cerita Dalam Public Speaking

“You never get a second chance to make a great first impression” – Andrew Grant.


Pembicara | Public Speaking | Public Speaking Indonesia | Syarat Cerita Dalam Public Speaking | Motivasi | Motivator | Motivator Indonesia

Salah satu cara yang dapat Anda lakukan untuk dapat memberikan kesan pertama yang memukau adalah dengan menyampaikan cerita yang menarik sebagai kalimat pembuka dalam public speaking yang Anda lakukan. Namun untuk membuat cerita yang menarik maka ada beberapa syarat yang harus diperhatikan. Inilah tiga syarat membuat cerita yang menarik dalam public speaking !

Baca Juga : 3 Rahasia Mengubah Takut Menjadi Berani Dalam Public Speaking

1. Harus Ada Tokoh.

Siapa tokoh yang Anda ceritakan di cerita Anda, Anda tidak bisa mengatakan “Bapak/ibu sekalian ada seorang teman yang bernama”. Harus ada tokohnya, siapa nama teman Anda? Tokohnya harus jelas.

2. Harus Ada Efek Dramatisasi

Kalau Anda bercerita haruslah memiliki unsur dramatisasi. Perhatikan contohnya, contoh pertama : Seorang pria di Amerika memenangkan lotere dengan jumlah yang sangat besar. Kemudian ia investasikan di bisnis mobil dan restoran, setahun kemudian bisnisnya bangkrut dan ia memiliki utang yang sangat banyak. Saat ini ia hidup dengan jaminan sosial pemerintah.

Contoh kedua : William “Bud” Post memenangkan lotere Pennsylvania sejumlah USD $16,2 juta atau setara dengan Rp. 162 miliar. Dia begitu gembira dan seketika mulai berinvestasi di bisnis mobil dan restoran yang tidak dia pahami sebelumnya. Setahun kemudian, bisnisnya tidak berjalan dengan baik, penurunan omset yang terus terjadi, pelanggan pergi dan tidak kembali, hutang menggunung karena mismanagement dia pun dinyatakan bangkrut dan kehilangan segala sesuatu. Mobil, rumah, bisnis, semuanya hilang dan yang tersisa hutang sebesar USD $1 juta.

Kira-kira dari dua cerita diatas mana yang lebih menarik ? cerita kesatu atau cerita kedua ? Yaa, pasti yang kedua. Cara bercerita yang pertama tanpa adanya kejelasan nama dari tokoh yang diceritakan, cara bercerita yang kedua merupakan contoh yang paling sempurna karena tokoh yang diceritakan jelas dan adanya efek dramatisasi.

3. No Frame

Jangan pernah memulai sebuah cerita dengan menceritakan apa yang akan Anda ceritakan. Contohnya, “Bapak / ibu izinkan pada siang hari ini Saya mulai dengan sebuah cerita ya, ini betul betul terjadi sumpah”. Dari ekspresi Anda saja orang tahu cerita kisah nyata. tidak usah Anda tambahkan “Sumpah, betul, betul” karena itu penting untuk mengatur ekspresi dan juga bahasa tubuh bapak/ibu sehinga orang yakin bahwa ini cerita benar-benar terjadi.

Public speaking adalah keterampilan yang bisa dipelajari. Mari Tingkatkan kemampuan diri Anda dengan klik publicspeakingacademy.co.id atau Untuk menanyakan mengenai Training Motivation Mastery atau Training Public Speaking silahkan hubungi Ms. Ivena 0811 3440 909.

Demikian Saya Ongky Hojanto

Pakar Public Speaking Indonesia versi koran Kontan

Penulis Buku Best Seller Public Speaking Mastery Versi Gramedia Pustaka Utama

Founder Public Speaking Academy

Klik Disini : Bangkit dari kegagalan

Semoga bermanfaat !

LinkedIn
0 0 votes
Article Rating
Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments

Latest Post

Get My Books

Best seller books
0
Silahkan berikan komentar Andax
()
x