Motivator | Hampir lima tahun, tiga huruf ini jarang lagi di ketik di atas tuts laptop, NLP. Banyak permintaan seminar yang datang ke saya karena 3 kata ini NLP. PT HM Sampoerna regional Java 2 mengalami peningkatan significant setelah workshop 2 batch juga karena 3 kata ini, NLP.

Dua bulan lalu, saya di undang untuk memberikan pelatihan di Bank Terbesar di Indonesia, karena mereka membaca profile saya yang ada kata NLP

Dan hari ini saya akan meeting dengan sebuah bank untuk mengadakan pelatihan, juga karena mereka melihat profile saya ada kata NLP.

Saya benar-benar berhutang budi pada NLP. Kalau dihitung lebih dari setengah harta saya dapatkan karena NLP. Bagaimana membalas hutang budi saya pada NLP ? itulah pertanyaan yang saya tanyakan.

2 tahun yang lalu, saya pernah berkata untuk tidak lagi mengajarkan NLP. Ada rasa tanggung jawab yang besar, untuk menyampaikan hal ini. Ketidak pantasan diri untuk sharing atau hanya sekedar berbagi mengenai NLP.

Tapi di satu sisi, ada rasa bersalah jika saya tidak bagikan hal ini. “Ya sudahlah, saya buat pelatihan yang mahal dan setahun hanya 2 kali.” kata saya kepada NLP jika ia bertanya mengapa saya menyia-nyiakannya.

Tapi pada sisi lain, saya melihat dan merasakan kegundahan yang dalam saat mengamati NLP berjalan sendiri saat ini. Ada banyak orang yang mengajarkan NLP, tapi cita rasa berbeda yang membuat saya gundah akan cita rasa NLP racikan saya.

Racikan yang menghasikan perbedaan yang membuat perbedaan.

Tadi malam seorang sahabat memperlihatkan sebuat buku NLP yang ditulis bersama dengan beberapa trainer NLP. Dari 21 penulis buku tersebut, 6 di antaranya adalah orang-orang yang pernah merasakan racikan NLP yang pernah saya bagikan. Lebih dari ¼ buku tersebut ditulis oleh teman-teman ini.

Lalu, saya bertanya “mau di bawa kemana NLP mu ini?”

“Yok, kita buat lagi NLP 3 harian seperti lima tahun lalu” ujar saya dalam hati.