Public Speaking | Debat calon Gubernur dan Wakil Gubernur memasuki ronde kedua dari tiga ronde yang di rencana kan, ada banyak pelajaran menarik dari sisi komunikasi yang dapat kita pelajari.beberapa catatan saya berikan dalam debat tersebut :
Paslon 1
AHY : Tampil lebih percaya diri dibandingkan dengan debat ronde 1, beberapa waktu lalu. Satu hal yang perlu di tingkat kan adalah penguasaan akar masalah sehingga solusi yang di berikan tidak ambigu
Blunder yang fatal sebetulnya dilakukan oleh SM yang di harapkan sebetulnya dapat membantu AHY dalam debat tersebut.
Tiga kesalahan fatal yang di lakukan :
1. Tidak selaras
Saat mengatakan ” saya tahu betul kalau bicara soal keuangan negara ada undang-undang keuangan negara no 17 tahun 2003 ” ( sambil melihat catatan ). Jika anda mengatakan tahu betul artinya anda juga harus menghafal hal itu tanpa butuh catatan untuk mengingat kan.
2. Terlalu bertele-tele
“Kata pengantar” yang terlalu panjang membuat beliau lupa bertanya dan ini kesalahan fatal dalam sebuah debat karena anda menghilangkan kesempatan untuk memojokkan lawan anda
3. Bahasa tubuh yang kekanak-kanakan
Memberikan expresi kekanak-kanakan plus jempol terbalik akan membuat anda kehilangan respek dari orang lain.
Paslon 2
BTP : Tampil seperti biasanya, santai dan langsung ke solusi praktis. Satu kekurangan dari BTP adalah tidak menempatkan unsur empati dalam setiap jawab yang di berikan. Contoh bahasa empati : ” kami bisa mengerti situasi sulit yang di alami oleh warga yang harus di relokasi. Kami mempertimbangkan betul-betul hal ini sebetul memutuskan untuk lakukan relokasi. Kami paham ada ketidaknyamanan, kekuatiran dan kecemasan menghadapi relokasi itu.
Tapi kami mencintai mereka, kami ingin kualitas hidup mereka lebih baik, anak-anak mereka bisa sekolah, ini ibarat obat yang pahit tapi harus di telan. Obat pahit tapi untuk menyembuhkan masalah banjir di Jakarta, obat pahit untuk memberikan masa depan yang lebih baik, obat pahit tapi untuk membuat kualitas hidup meningkatkan”
Oya, untuk BTP kurangi “menari” karena ini debat dan bukan jaipong.
DSH : Hal penting yang dapat di tingkat kan adalah kurangi kehati-hatian dalam berbicara, tingkatkan energi dalam setiap kalimat
Paslon 3
AW : Tampil lebih “garang” langsung ke akar masalah, berani menyerang dan ini adalah esensi dari debat. Hal yang harus di perbaiki adalah akurasi data dan sumber data harus jelas. Beberapa kali Paslon no 3 bercerita dan menyebutkan nama warga yang tidak puas dengan petahana akan tetapi ini justru menjadi Bumerang karena seperti mengatakan bahwa ada 1 orang yang tidak puas, padahal jumlah penduduk Jakarta jutaan orang.
SU : kegugupan masih terpancar dari bahasa tubuh beliau, berdiri yang tidak tegak salah satu indikator beliau terbeban dalam debat kali ini. Tampilan lepas dan jadilah diri sendiri adalah solusi terbaik untuk beliau.
Kami masyarakat Indonesia menanti ronde terakhir dan semoga ada banyak pelayanan penting untuk kami pelajari
Mungkin saja, anda bertanya cara belajar presentasi yang hebat. Klik disini dan temukan jawabannya
Demikian dari saya Ongky Hojanto
Pakar Public Speaking Indonesia versi Koran Kontan
Penulis buku best seller Public Speaking Mastery