Kematian supporter Haringga Sirila membuat sorotan public kembali mengarah ke sejarah kelam sepak bola Indonesia setelah sebelumnya pandangan tersebut terarah kepada prestasi fatastis Tim Nasional U 16 yang menjadi juara piala AFF, agustus kemarin.
Sorotan tajam juga mengarah ke wajah ketua umum PSSI yang juga merupakan gubernur Sumatera Barat, Edy Rahmayadi. Diincar wartawan dan menghadiri acara-acara untuk memberikan tanggapan mengenai peristiwa tersebut merupakan kesibukan yang baru bagi beliau. Namun dalam beberapa wawancara beliau gagal untuk mengirimkan pesan kepada public dalam kapasitasnya sebagai ketua umum PSSI. Tidak mau menjawab pertanyaan, menjawab pertanyaan dengan asal-asalan sehingga membangun indikasi tidak memahami masalah yang anda, merupakan dua reaksi yang di lakukan oleh beliau.
Motivator | Untuk menghindari tersebut, serta tetap membangun kompetensi anda dalam sebuah wawancara atau menjawab pertanyaan serta presentasi dadakan dalam public speaking disebut dengan impromptu, hal ini dapat anda lakukan :
Teknik Segita
Bagilah jawaban anda menjadi tiga poin. Contoh :
Pertanyaan :”Apa anda merasa terganggu ketika tugas anda dan tanggung jawab anda menjadi Gubernur dan juga ketua umum PSSI ?”
Jawaban :
“Ada tiga hal penting yang perlu di garis bawahi sehubungan dengan pertanyaan anda”
Baca juga : Public Speaking …eee…ala Sandiaga Uno & Cara mengatasinya
“Pertama, tidak ada larangan yang membatasi rangkap jabatan dalam hal ini sebagai Gubernur dan ketua umum PSSI”
“Kedua, terdapat mekanisme tersendiri yang mengatur pemberhentian ketua umum PSSI, sehingga tidak semerta-merta saya meninggalkan jabatan tersebut saat menjadi Gubernur”
“Ketiga, profesionalisme. Pengalaman saya lebih dari 30 tahun memegang banyak posisi dengan berbagi tanggung jawab yang terkadang membutuhkan multi tasking dan ini dapat saya lakukan dengan baik. Intinya adalah sikap profesionalisme.