Motivator | Motivator Indonesia | Pembicara | “Kerja, kerja, kerja” adalah pedoman yang di dengungkan oleh pak Jokowi, saat memulai membangun Indonesia. Ada banyak hasil yang di dapatkan dari konsep ini. Namun, ada beberapa hal yang perlu di perbaiki sebelum mengadopsi konsep ini kedalam bisnis kita. Terutama dalam konteks komunikasi.
Berikut ini adalah tidak kekurangan konsep ini dalam konteks komunikasi :
1. Mengerti
Penekanan besar kerja, kerja dan kerja mengabaikan aspek utama yang menjadi pertanyaan di benak setiap orang, yakni “apa yang di kerjakan, siapa yang mengerjakannya, bagaimana cara mengerjakan dan mengapa harus di kerjakan” Konsep ini gagal membuat orang mengerti esensi kerja yang di lakukan karena minim informasi
2. Mengirimkan
Kedua, kegagalan konsep kerja, kerja, kerja juga terjadi pada cara mengirimkan pesan, media penyampaian pesan serta komunikator penyampai pesan. Contoh di pemerintah saat ini, tokoh seperti : Rhenald Kasali, Bahlil Lahadalia, Fadjroel Rachman di minta sering berbicara dan “tidak diam” nya staf khusus presiden milenial.
3. Merespon
Ketiga adalah kesan mengabaikan masukan dan pendapat dari orang lain karena “sibuk bekerja” ini juga menjadikan konsep ini lemah dari konteks komunikasi. Walaupun benar bahwa hasil adalah bentuk pernyataan yang kuat dari pada seribu kata yang di ucap, namun orang juga perlu kata untuk di dengar.
Menurut saya, salah satu hal terbaik yang bisa di modifikasi dari konsep ini adalah bicara – kerja – bicara, bicara. Bicarakan apa yang akan di kerjakan, mengapa mengerjakannya serta siapa dan bagaimana cara mengerjakan, lalu eksekusi yang telah di bicarakan dan laporkan kembali hasil dari yang telah di kerjakan.
Bagaimana menurut Anda ?