“People forget facts but they remember stories” Joseph Campbels
Cerita | Motivator | Motivator Indonesia | Pembicara | Public Speaking Menyisipkan sebuah cerita sebagai illustrasi dari poin yang sementara Anda bahas adalah salah satu cara cerdas untuk dapat membuat audiens mengingat lebih lama materi yang Anda sampaikan dan untuk dapat membuat audiens mengerti dengan lebih cepat materi yang Anda sampaikan.
Sebuah penyampaian materi yang kaya akan contoh atau cerita yang menarik dapat membuat audiens terhindar dari rasa kantuk atau bosan ketika Anda sementara sedang membawakan sebuah materi, namun tentu saja ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan ketika membawakan sebuah cerita. Jangan sampai cerita yang seharusnya menjadi pemanis dalam presentasi Anda justru dapat menjadi tawar akibat cara membawakan cerita yang kurang tepat. Oleh karena itu, pastikan Anda mengetahui cara yang tepat untuk membawakan sebuah cerita ya !
Baca Juga : BICARA APA YANG ANDA PAHAMI
dan inilah tiga alasan mengapa menyisipkan sebuah cerita memiliki peranan yang sangat penting dalam membuat audiens dapat mengingat lebih lama dan dapat dengan cepat memahami materi yang Anda sampaikan :
- Cerita meningkatkan retensi
London Business School mengemukakan data berdasarkan penelitian mereka bahwa story yang di masukan saat memberikan informasi atau presentasi dapat meningkatkan retensi audiens hingga 25% – 30%. Dan bahkan jika informasi tersebut hanya dalam bentuk cerita, maka ritensi bisa meninggkat hingga 70%. - Cerita menghilangkan penolakan
Saat illustrasi yang Anda berikan hanya dalam bentuk data, maka terdapat kemungkinan ada audiens yang menyetujui data tersebut dan ada juga yang mungkin menolaknya. Sehingga penolakan membuat mereka cenderung menolak seluruh informasi dari presentasi Anda. - Cerita mengaktifkan banyak fungsi otak
Cerita akan membuat tujuh bagian otak audiens bekerja secara bersamaan, seperti : touch (sensory cortex & cerebellum), wernicker’s area (language comprehension), visual cortex (color & shapes), motor cortex (movement), broca’s area (languages processing & comprehension), Auditory cortex (sounds), Olfactory cortex (scents).
Klik Disini : Sudut Pandang
Bagaimana menurut Anda ?
Semoga Bermanfaat !