Ongky Hojanto – Motivator, Pembicara, Coach, Motivator Indonesia, Public Speaking, NLP,

Training Public Speaking

Training Public SpeakingTraining Public Speaking sebetulnya sudah dimulai ribuat tahun yang lalu, jika kita membaca Sejarah,  ilmu public speaking telah di praktekan sekitar 2.500 tahun lalu di Athena kuno, saat para pemuda diminta memberikan pidato yang efektif sebagai bagian dari tugas mereka sebagai warga negara. Pada masa itu Socrates (c. 469-3998 SM), Plato (427-347 SM), dan Aristoteles (384-322 SM) mengajari murid mereka filsafat serta retorika. Menurut Plato, retorika adalah “seni memenangkan jiwa dengan wacana”.

Aristoteles mengidentifikasi unsur-unsur dasar pidato yang baik dan persuasif sebagai Ethos, Logos, dan Pathos. Menurut Aristoteles, ethos (kredibilitas, keterpercayaan) pembicara sangat penting, logos (logika) di balik semua penjelasan yang dipaparkan oleh pembicara dan isi presentasi haruslah valid serta jelas. Sementara itu, pathos (daya tarik emosional) adalah unsur penting untuk membangun hubungan antara pembicara dan pendengar.

Pada abad ke-1 SM, Marcus Tullius Cicero (c. 106-43 SM) menjadi orator “nomor 1” dan dikenal sebagai pengacara, politisi, serta filsuf. Dia mengembangkan apa yang kita sebut lima hukum retorika yang juga saya ajarkan didalam Training Public Speaking yang setiap bulannya saya adakan, yakni :

1. Penemuan – Pembicara harus mencari atau melakukan riset terhadap informasi-informasi yang berhubungan dengan topik yang dibahas.

2. Penyusunan – Informasi yang dicari dan dikumpulkan disusun ke dalam struktur presentasi (introduction, body, dan conclusion)

3. Gaya Bahasa – Pemilihan bahasa harus sesuai dengan karakteristik audiens sehingga mudah dipahami

4. Memori – Pembicara harus mengingat informasi yang telah disusun supaya mudah dalam penyampaiannya

5. Penyampaian – Cara penyampain informasi menggunakan gerakan tubuh, intonasi, ekspresi, dan volume, atau harus dapat menampilkan showmanship.

JENIS PRESENTASI

Dalam Training Public Speaking yang saya buat, saya selalu menganjurkan para peserta untuk membuat presentasi menggunakan konsep ekstempore, walaupun demikian, para ahli mengungkapkan jenis presentasi yang biasa digunakan meliputi:

  • Presentasi Dadakan (Impromptu)
  • Presentasi Naskah (Manuscript)
  • Presentasi Hafalan (Memoriter)
  • Presentasi Ekstempore
  • Presentasi Dadakan (Impromptu)

Pembicaraan impromptu merupakan jenis presentasi yang dilakukan secara mendadak tanpa persiapan. Dalam hal ini pembicara ditunjuk langsung untuk menyampaikan informasi kepada pendengar tanpa mempersiapkan segala sesuatunya, baik tema pembicaraan maupun alat bantu.

  • Presentasi Naskah (Manuscript)

Presentasi ini dilakukan oleh pembicara dengan membaca naskah. Tidak sedikit orang yang melakukannya. Setiap kata yang keluar sudah tertulis di naskah. Pembicara melupakan tugas utamanya, yaitu melakukan kontak mata dengan pendengar. Jadi, bisa dibilang pembicara bukan menyampaikan presentasi, tapi membacakan naskah presentasi.

  • Presentasi Hafalan (Memoriter)

Presentasi ini dilakukan dengan menghafal teks. Bebeda dengan presentasi naskah, presentasi hafalan tidak menggunakan naskah dalam penyampaian, tapi kelebihan dan kelemahannya hampir sama dengan presentasi naskah. Jenis presentasi ini sangat tidak disarankan karena bila pembicara melupakan kata-kata dari naskah, presentasi menjadi gagal.

  • Presentasi Ekstempore

Presentasi ekstempore merupakan jenis presentasi yang paling baik. Pembicara mempersiapkan materi secara garis besar, baru saat presentasi menjabarkannya secara mendetail.

0
Silahkan berikan komentar Andax
()
x